0
Penalaran dan Pergertian Deduktif
Pergertian Penalaran
Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan
pengetahuan.Agar pengetahuan yang dihasilkan melalui penalaran tersebut
mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan dengan suatu
cara dan prosedur tertentu. Penarikan kesimpulan dari proses berpikir dianggap
valid bila proses berpikir tersebut dilakukan menurut cara tertentu tersebut.
Cara penarikan kesimpulan seperti ini disebut sebagai logika.Logika dapat
didiefinisikan secara luas sebagai pengkajian untuk berpikir secara valid.
Dalam penalaran ilmiah, sebagai proses untuk mencapai kebenaran ilmiah dikenal
dua jenis cara penarikan kesimpulan yaitu logika induktif dan logika deduktif.
Logika induktif berkaitan erat dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus
individual nyata yang sifatnya khusus dan telah diakui kebenarannya secara
ilmiah menjadi sebuah kesimpulan yang bersifat umum.Sedangkan logika deduktif
adalah penarikan kesimpulan yang diperoleh dari kasus yang sifatnya umum
menjadi sebuah kesmpulan yang ruang lingkupnya lebih bersifat individual atau
khusus.
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang sebaliknya dari
penalaran induktif.Deduksi adalah cara berpikir di mana dari pernyataan yang
bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus.Penarikkan kesimpulan
secara deduktif biasanya mempergunakan pola berpikir yang dinamakan silogisme.
Silogisme disusun dari dua buah pernyataan dan sebuah kesimpulan.Pernyataan
yang mendukung silogisme ini disebut sebagai premis yang kemudian dibedakan
menjadi1) premsi mayor dan2) premis minor.Kesimpulan merupakan pengetahuan yang
didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersbut. Penarikan
kesimpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Penarikan tidak langsung ditarik dari dua premis. Penarikan secara langsung
ditarik dari satu premis.Dari contoh sebelumnya misalkan kita menyusun
silogisme sebagai berikut.v Semua mahluk hidup perlu makan untuk mempertahanka
hidupnya (Premis mayor)v Joko adalah seorang mahluk hidup (Premis minor)v Jadi,
Joko perlu makan untuk mempertahakan hidupnya (Kesimpulan)Kesimpulan yang
diambil bahwa Joko juga perlu makan untuk mempertahankan hidupnya adalah sah
menurut penalaran deduktif, sebab kesimpulan ini ditarik secara logis dari dua
premis yang mendukungnya.Pertanyaan apakah kesimpulan ini benar harus dikembalikan
kepada kebenaran premis-premis yang mendahuluinya. Apabila kedua premis yang
mendukungnya benar maka dapat dipastikan bahwa kesimpulan yang ditariknya juga
adalah benar. Mungkin saja kesimpulannya itu salah, meskipun kedua kedua
premisnya benar, sekiranya cara penarikkan kesimpulannya tidak sah.Dengan
demikian maka ketepatan penarkkan kesimpulan tergantung dari tiga hal yaitu:1)
kebenaran premis mayor,2) kebenaran premis minor, dan3) keabsahan penarikan
kesimpulan.Apabila salah satu dari ketiga unsur itu persyaratannya tidak
terpenuhi dapat dipastikan kesimpulan yang ditariknya akan salah. Matematika
adalah pengetahuan yang disusun secara deduktif.
Korelasi Penalaran Deduktif dan Induktif
Kedua
penalaran tersebut seolah-olah merupakan cara berpikir yang berbeda dan
terpisah. Tetapi dalam prakteknya, antara berangkat dari teori atau berangkat
dari fakta empirik merupakan lingkaran yang tidak terpisahkan.Kalau kita
berbicara teori sebenarnya kita sedang mengandaikan fakta dan kalau berbicara
fakta maka kita sedang mengandaikan teori. Dengan demikian, untuk mendapatkan
pengetahuan ilmiah kedua penalaran tersebut dapat digunakan secara bersama-sama
dan saling mengisi, dan dilaksanakan dalam suatu wujud penelitian ilmiah yang
menggunakan metode ilmiah dan taat pada hukum-hukum logika.Upaya menemukan
kebenaran dengan cara memadukan penalaran deduktif dengan penalaran induktif
tersebut melahirkan penalaran yang disebut dengan reflective thinking atau
berpikir refleksi. Proses berpikir refleksi ini diperkenalkan oleh John Dewey
(Burhan Bungis: 2005; 19-20), yaitu dengan langkah-langkah atau tahap-tahap
sebagai berikut :The Felt Need,yaitu adanya suatu kebutuhan. Seorang merasakan
adanya suatu kebutuhan yang menggoda perasaannya sehingga dia berusaha mengungkapkan
kebutuhan tersebut.
sumber
: http://irabieber.wordpress.com/2011/10/26/penalaran-deduktif-dan-induktif
Posting Komentar