0
Penalaran dan Pergertian Karya Ilmiah
Penalaran adalah suatu proses
berpikir dengan menghubung-hubungkan bukti, fakta atau petunjuk menuju suatu
kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses berpikir yang sistematik
dalan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Bahan pengambilan kesimpulan
itu dapat berupa fakta, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli.
Penulisan ilmiah adalah suatu
tulisan yang membahas suatu masalah. Penulisan ilmiah juga merupakan uraian
atau laporan tentang kegiatan, temuan atau informasi yang berasal dari data
primer dan / atau sekunder, serta disajikan untuk tujuan dan sasaran tertentu.
Informasi yang berasal dari data primer yaitu didapatkan dan dikumpulkan
langsung dan belum diolah dari sumbernya seperti tes, kuisioner, wawancara,
pengamatan / observasi. Informasi tersebut dapat juga berasal dari data
sekunder yaitu telah dikumpulkan dan diolah oleh orang lain, seperti melalui
dokumen (laporan), hasil penalitian, jurnal, majalah maupun buku.
Karya tulis ilmiah adalah tulisan
yang didasari oleh pengamatan, peninjauan atau penelitian dalam bidang
tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang
bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Atas dasar itu, sebuah karya
tulis ilmiah harus memenuhi tiga syarat:
1. Isi kajiannya berada pada
lingkup pengetahuan ilmiah
2. Langkah pengerjaannya dijiwai
atau menggunakan metode ilmiah
3. Sosok tampilannya sesuai da
telah memenuhi persyaratan sebagai suatu sosok tulisan keilmuan.
Dari pengertian tersebut dapat
diketahui bahwa penalaran menjadi bagian penting dalam proses melahirkan sebuah
karya ilmiah. Penalaran dimaksud adalah penalaran logis yang mengesampingkan
unsur emosi, sentimen pribadi atau sentimen kelompok. Oleh karena itu, dalam
menyusun karya ilmiah metode berpikir keilmuan yang menggabungkan cara
berpikir/penalaran induktif dan deduktif, sama sekali tidak dapat ditinggalkan.
Metode berpikir keilmuan sendiri
selalu ditandai dengan adanya:
1. Argumentasi teoritik yang
benar, sahih dan relevan
2. Dukungan fakta empirik
3. Analisis kajia yang
mempertautkan antara argumentasi teoritik dengan fakta empirik terhadap
permasalahan yang dikaji.
Penalaran dalam suatu karangan
ilmiah mencakup 5 aspek/matra. Kelima aspek tersebut
adalah:
a. Aspek keterkaitan
Aspek keterkaitan adalah hubungan
antarbagian yang satu dengan yang lain dalam
suatu karangan. Artinya,
bagian-bagian dalam karangan ilmiah harus berkaitan satu
sama lain. Pada pendahuluan
misalnya, antara latar belakang masalah – rumusan
masalah – tujuan – dan manfaat
harus berkaitan. Rumusan masalah juga harus
berkaitan dengan bagian landasan
teori, harus berkaitan dengan pembahasan, dan
harus berkaitan juga dengan
kesimpulan.
b. Aspek urutan
Aspek urutan adalah pola urutan
tentang sesuatu yang harus didahulukan/ditampilkan
kemudian (dari hal yang paling
mendasar ke hal yang bersifat pengembangan). Suatu
karangan ilmiah harus mengikuti
urutan pola pikir tertentu.Pada bagian Pendahuluan,
dipaparkan dasar-dasar berpikir
secara umum. Landasan teori merupakan paparan
kerangka analisis yang akan
dipakai untuk membahas. Baru setelah itu persoalan
dibahas secara detail dan
lengkap. Di akhir pembahasan disajikan kesimpulan atas
pembahasan sekaligus sebagai
penutup karangan ilmiah
c. Aspek argumentasi
Yaitu bagaimana hubungan bagian
yang menyatakan fakta, analisis terhadap fakta,
pembuktian suatu pernyataan, dan
kesimpulan dari hal yang telah dibuktikan. Hampir
sebagian besar isi karangan
ilmiah menyajikan argumen-argumen mengapa masalah
tersebut perlu dibahas
(pendahuluan), pendapat-pendapat/temuan-temuan dalam
analisis harus memuat
argumen-argumen yang lengkap dan mendalam.
d. Aspek teknik penyusunan
Yaitu bagaimana pola penyusunan
yang dipakai, apakah digunakan secara konsisten.
Karangan ilmiah harus disusun
dengan pola penyusunan tertentu, dan teknik ini bersifat
baku dan universal.
e. Aspek bahasa
Yaitu bagaimana penggunaan bahasa
dalam karangan tersebut? baik dan benar? Baku?
Karangan ilmiah disusun dengan
bahasa yang baik, benar dan ilmiah. Penggunaan
bahasa yang tidak tepat justru
akan mengurangi kadar keilmiahan suatu karya sastra
lebih-lebih untuk karangan ilmiah
akademis.
Beberapa ciri bahasa ilmiah:
kalimat pasif, sebisa mungkin menghindari kata ganti diri
(saya, kami, kita), susunan
kalimat efektif/hindari kalimat-kalimat dengan klausa-klausa
yang panjang.
SUMBER :
Posting Komentar