0
Perilaku Produsen: Teori Produksi, Biaya dan Maksimisasi Keuntungan
Teori Produksi
Teori perilaku produsen (perusahaan) memiliki banyak analogi dengan teori perilaku konsumen. Misalnya, bila konsumen mengalokasikan dananya untuk konsumsi, produsen mengalokasikan dananya untuk penggunaan faktor produksi atau yang akan diproses menjadi output. Karena itu bila keseimbangan konsumen terjadi pada saat seluruh uangnya habis untuk konsumsi, keseimbangan produsen tercapai pada saat seluruh anggaran habis terpakai untuk membeli faktor produksi. Produsen juga memiliki pengetahuan yang lengkap atas faktor produksi yang dibelinya. Akhirnya, bila konsumen berupaya mencapai kepuasan maksimum, maka produsen berupaya mencapai tingkat produksi maksimum.
1. Dimensi jangka pendek dan jangka panjang
· Dimensi jangka pendek (short run) yaitu jangka waktu ketika input variabel dapat disesuaikan, namun input tetap tidak dapat disesuaikan.
· Dimensi jangka panjang (long run) merupakan satu waktu di mana seluruh input variabel maupun tetap yang digunakan perusahaan dapat diubah.
2. Model produksi dengan satu faktor produksi variabel
Dalam model produksi satu faktor produksi variabel, barang modal dianggap faktor produksi tetap. Keputusan produksi ditentukan berdasarkan alokasi efisiensi tenaga kerja.
Rumus : Q = f (K,L)
Q = tingkat output
K = barang modal
L = tenaga kerja / buruh
a. Produksi total, produksi marjinal, dan produksi rata-rata
· Produksi total (total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan total faktor produksi.
Rumus : TP = f (K,L)
TP = produksi total
K = barang modal (yang di anggap konstan)
L = tenaga kerja/buruh
· Produksi marjinal (marginal product) adalah tambahan produksi karena penambahan penggunaan satu unit faktor produksi.
Rumus : MP = TP =
· Produksi rata-rata (average product) adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi.
Rumus : AP =
b. Tiga tahap produksi
· Tahap I (stage I), sampai pada saat AP maksimum.
Pada tahap I, penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun produksi rata-rata. Karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar dari tambahan upah yang harus dibayarkan. Perusahaan rugi jika berhenti produksi pada tahap ini ( slope kurva TP meningkat tajam).
· Tahap II (stage II), antara AP maksimum sampai saat MP sama dengan nol. Pada tahap II, karena berlakunya LDR, baik produksi marjinal maupun produksi rata-rata mengalami penurunan. Namun demikian nilai keduanya masih positif. Penambahan tenaga kerja akan tetap menambah produksi total sampai mencapai nilai maksimum (slope kurva TP datar sejajar dengan sumbu horizontal).
· Tahap III (stage III), saat MP sudah bernilai < nol (negatif).
Pada tahap III, perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi, karena pertambahan tenaga kerja justru menurunkan produksi total. Perusahaan akan mengalami kerugian (slope kurva TP negatif).
c. Perkembangan teknologi
Kemajuan teknologi dapat membuat tingkat produktivitas meningkat. Secara grafis dapat digambarkan dengan semakin luasnya bidang yang dibatasi kurva TP. Bila nilai AP meningkat karena mesinnya semakin modern, belum berarti efisiensi meningkat. Studi empiris yang dilakukan dua puluh tahun terakhir ini menunjukkan bahwa ada yang lebih penting dari sekedar memodernisasi mesin, yaitu memodernisasi sumber daya manusia (SDM) terutama dengan mengubah cara berpikir dan sikap hidup. Dengan memodernisasi SDM, kemajuan teknologi akan meresap kedalam energi manusia dan mendorong peningkatan efisiensi.
3. Model produksi dengan dua faktor produksi variabel
Dalam studi ekonomi yang lebih lanjut, pembahasan alokasi faktor-faktor produksi (lebih dari dua macam faktor produksi) secara efisien akan menggunakan model ekonometrika. Dalam model produksi dua faktor produksi variabel ini, analisis cukup manggunakan penjelasan grafis dan matematika sederhana.
a. Isokuan (Isoquant)
Isokuan adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi variabel secara efisien dengan tingkat teknologi tertentu yang menghasilkan tingkat produksi yang sama.
Ciri-ciri isokuan :
· Mempunyai kemiringan negatif
· Semakin ke kanan kedudukan isokuan menunjukkan semakin tinggi jumlah output
· Isokuan tidak pernah berpotongan dengan isokuan yang lainnya
· Isokuan cembung ke titik origin
Asumsi-asumsi isokuan :
· Konveksitas (convexity)
Asumsi konveksitas analogi dengan asumsi pada pembahasan perilaku konsumen,yaitu kurva indiferensi yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah (down ward sloping). Produsen dapat melakukan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi untuk menjaga agar tingkat produksi tetap.
· Penurunan nilai MRTS (Dimishing of MRTS)
Dalam kasus-kasus tertentu, nilai MRTS akan konstan atau nol. MRTS konstan bila kedua faktor produksi bersifat substitusi sempurna (perfect substitution). MRTS adalah nol bila kedua faktor produksi mempunyai hubungan proporsional tetap (fixed proportion production function).
· Hukum pertambahan hasil yang semakin menurun (The law of Dimishing Return).
· Daerah produksi yang ekonomis (Relevance range of production).
4. perubahan output karena perubahan skala penggunaan skala penggunaan produksi(Return To scale)
Perubahan Output karena perubahan skala penggunaan factor produksi (Return to scale)adalah konsep yang ingin menjelaskan seberapa besar output berubah bila jumlah faktor produksi dlipat gandakan (doubling)
1)skala hasil menaik (increasing Return to scale)
Jika penambahan factor produksi sebanyak 1 unit menyebabkan output meningkat lebih dari satu unit,fungsi produksi memiliki karakter skala hasil menaik (increasing return to scale)
2.Skala hasil konstan (Constant Return to scale)
Jika pelipatgandaan factor produksi menambah output sebanyak dua kali lipat juga,fungsi produksi memeiliki karakter skal hasil konstan (constant return to scale)
3.Skala hasil Menurun (Decreasing Return to scale)
Jika penambahan 1 unit factor produksi menyebabkan output bertambah kurang dari 1 unit, fugsi produksi memiliki karakter skala hasil menurun (decreasing return to scale).
4. perkembangan Teknologi
Kemajuan teknologi memungkinkan peningkatan efisiensi penggunaan faktor produksi.tingkat produksi yang sama dapat dicapai dengan penggunaan faktor produksi yang lebih sedikit.karena kemajuan teknologi,tingkat produksi 90 unit (Q90 periode pertama) dapat dicapai dengan penggunaan faktor produksi yang lebih sedikit (Q90 periode kedua)
D.Kurva Anggaran Produksi (Isocost)
Kurva anggaran produksi (isocost) adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi yang memerlukan biaya yang sama.jika harga actor produksi tenaga adalah upah(w)dan harga faktor produksi barang modal adalah sewa (r) maka kurva isocost (I) adalah :
I = rK + wL
Sudut kemiringan kura isocost adalah rasio harga kedua faktor produksi.jika terjadi perubahan hargafaktor produksi,kurva 1 berotasi.jika yang berubah adalah kemampuan anggaran,kurva isocost bergeser sejajar.
5. Keseimbangan Produsen
Keseimbangan produsen terjadi ketika kurva 1 bersinggungan dengan kurva Q.dititik persinggungan itu kombinasi penggunaan kedua faktor produksi akan memberikan hasil output yang maksimum.keseimbangan dapat berubah karena perubahan kemampuan anggaran maupun harga faktor produksi.analisis perubahan keseimbangan produsen analogis dengan analisis perilaku konsumen.
Perubahan jumlah faktor produksi yang digunakan merupakan interaksi kekuatan efek subtitusi(substitution effect)dan efek skala produksi (output effect)karena itu produsen juga mengenal faktor produksi interior,yaitu faktor produksi yang penggunaannya justru menurun bila kemampuan anggaran perusahaan meningkat (kemampuan memproduksi meningkat).
Dalam mencapai keseimbangannya produsen selalu berdasarkan prinsip efisiensi,yaitu maksimal output (output maximalization) atauminimaliz biaya (cost minimalization).prinsip maksimalisasi output menyatakan bahwa dengan anggaran yang sudah ditentukan,dicapai out put maksimum prinsip minimalisasi biaya menyatakan target output yang sudah ditetapkan harus dicapai dengan biaya minimum.
Keputusan maksimalisasi output atau minimalisasi faktor produksi sangat tegantung pada tujuan atau misi yang diemban perusahaan atau lembaga.tetapi lembaga-lembaga yang tidak berorientasi laba maksimum (nir laba atau non profit)seperti lembaga-lembaga swadaya masyarakat,menggunakan prinsip minimalisasi biaya.
6. Pola Jalur Ekspansi (Expantion Path)
tujuan perusaahan adalah maksimalisasi laba.untuk mencapai tujuan itu dalam jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan harus tetap mempertahankan efisiensinya.biasanya perusahaan menetapkan target yang akan dicapai setiap tahunnya,yang harus dicapai dengan biaya minimum.dalam jangka panjang perusahaan memiliki tingkat fleksibilitas lebih tinggi dalam mengombinasikan factor produksi titik-titik keseimbangan tercapai pada tingkat MRTS yang konstan dan membentuk garis isokin (isoclin).jika titik-titik keseimbangan tersebut dihubungkan,akan terbentuk garis isolokin OS.garis isolokin OS tidak membentuk garis lurus,karena seperti telah dinyatakan,dalam jangka panjang perusahaan memiliki kemampuan mengubah kombinasi faktor produksi agar alokasi anggaran lebih efisien.untuk fungus produksi skala hasi konstan atau constant return to scale (CRS)isolokin berbentuk garis lurus OR.hal ini karena dalam fungsi produksi CRS,rasio actor produksi tidak berubah (konstan).
Posting Komentar