0

Contoh Alinea

Posted by Jhonatan Oktavianus on 10.12 in ,
Contoh Alinea

1. Alinea deduktif

Alinea yang kalimat utamanya berada diawal.

Contoh :

Bawalah payung sebelum hujan. Karena akhir – akhir ini sering terjadi perubahan cuaca. Terkadang pada siang hari terasa panas namun pada sore harinya turun hujan. Tentunya kita tidak ingin kan kehujanan dijalan, sangat merepotkan sekali bila kita sedang berada ditengah jalan lalu tiba – tiba turun hujan.

2. Alinea induktif

Alinea yang kalimat utamanya berada diakhir

Contoh :

Akhir – akhir ini sering terjadi perubahan cuaca. Terkadang pada siang hari terasa panas namun pada sore harinya turun hujan. Tentunya kita tidak ingin kehujanan dijalan, akan sangat merepotkan sekali bila kita sedang berada ditengah jalan lalu tiba – tiba turun hujan. Oleh karena itu ada baiknya bila kita sedia payung sebelum hujan.

3. Alinea Deduktif – Induktif

Aline yang kalimat utamanya berada diawal dan diakhir

Contoh :

Bawalah payung sebelum hujan. Karena akhir – akhir ini sering sekali terjadi perubahan cuaca. Kadang pada siang hari langit cerah dan hawa terasa panas namun saat sore hari langit mendung dan hawa terasa dingin. Biasanya kita sangat – sangat malas untuk membawa payung apalagi bagi laki – laki. Selain merepotkan dan malas, Laki – laki biasa lebih cenderung memilih hujan ketimbang membawa payung. Namun kita tidak memikirkan efek dari kita hujan – hujanan tersebut. Bisa saja kita sakit dan pada akhirnya itu akan merugikan diri kita sendiri. Jadi ada baiknya bila kita sedia payung sebelum hujan.

sumber :
http://fitrahadi.wordpress.com/2011/12/28/contoh-alinea/

0

METODE PENGEMBANGAN ALINEA,CONTOH-CONTOH PENGEMBANGAN ALINEA,TUJUAN PEMBENTUKAN ALINEA

Posted by Jhonatan Oktavianus on 10.00 in ,
METODE PENGEMBANGAN ALINEA

Jenis pengembangan alinea :
1. Metode Definisi
definisi adalah usaha penulis untuk menerangkan pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan definisi yang jelas, penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep dan penentuan cirri khas konsep tersebut.

2. Metode Proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap – tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis). 

3. Metode Contoh
  Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan. Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun berbentuk paragraf.

4. Metode Sebab-Akibat/Akibat-Sebab
Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Factor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia

5. Metode Umum-Khusus/Khusus-Umum
 Berisi penjelasan umum dan khusus pada suatu alinea. Bisa berisi pejelas umum terlebih dahulu  setelah itu khusus atau khusus terlebih dahulu  setelah itu umum.

6. Metode Klasifikasi
Berisi sebuah pernyataan dengan di lengkapi data secara urut.
7. Metode Pembanding/Kontras

Kalimat topik berisi perbandingan dua hal, misalnya yang bersifat abstrak dengan yang bersifat kongkret. Kalimat topik tersebut dikembangkan dengan memperinci perbandingan tersebut dalam bentuk yang lebih detail.

CONTOH-CONTOH PENGEMBANGAN ALINEA

1)      Paragraf Deduktif 
" Olahraga akan membuat badan kita menjadi sehat dan tidak mudah terserang penyakit. Fisik orang yang berolahraga dengan yang jarang atau tidak pernah berolahraga sangat jelas berbeda. Contohnya jika kita sering berolahraga fisik kita tidak mudah lelah, sedangkan yang jarang atau tidak pernah berolahraga fisiknya akan cepat lelah dan mudah terserang penyakit."
2)      Paragraf Induktif
" Yang menyebabkan banjir di Jakarta sangat jelas disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Contohnya saja masih banyak orang-orang yang buang sampah yang tidak pada tempatnya. Selain itu masyarakat juga tidak peduli terhadap selokan di sekitarnya. Oleh sebab itu maka seharusnya pemerintah setempat harus lebih mensosialisasikan bahaya banjir kepada masyarakat. Supaya masyarakat dapat ikut serta dalam bersosialisasi terhadap bahaya banjir. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa seluruh masyarakat dan pemerintah setempat harus menggalakan supaya Jakarta bebas banjir dengan cara membuang sampah pada tempatnya dan membersihkan selokan di sekitarnya."
3)      Paragraf Deduktif-Induktif
Dalam buah terkandung beberapa macam vitamin yang mengandung manfaat.Salah satunya adalah vitamin A yang berguna untuk kesehatan penglihatan. Vitamin A juga menjaga kesehatan sel pada berbagai macam struktur mata dan diperlukan untuk transfer cahaya menjadi tanda-tanda syaraf di retina. Daya tahan tubuh yang terganggu juga diakibatkan oleh serangan radikal bebas berupa polusi udara dari asap kendaraan bermotor dan asap rokok. Radikal bebas akan membuat sel-sel tubuh kita mudah rusak dan tidak mampu berfungsi dengan baik. Itulah beberapa macam vitamin yang terkandung dalam buah dan manfaat yang terkandung di dalamnya.
4)      Paragraf penuh kalimat topik
" Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan udara yang sejuk dan menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah terdengar suara ayam berkokok yang menandakan pagi hari yang sangat indah. Kuhirup udara pagi yang segar sepuas-puasku."

5)      Paragraf Persuasif
“Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita bebas dari banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah – sampah yang di buang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita masing – masing untuk membuang sampah pada tempatnya.

TUJUAN PEMBENTUKAN ALINEA

a. Memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap satu tema
b. memisahkan dan menegaskan perhatian secara wajar dan formal

SYARAT-SYARAT PEMBENTUKAN ALINEA

a. Memiliki kesatuan alinea =  dalam satu alinea hanya terdapat satu pokok pikiran.
b. Memiliki kepaduan alinea atau koherensi = koherensi alinea dapat diciptakan melalui susunan yang logis dan perkaitan antar kalimat, dengan cara repetisi, kata ganti, dan kata sambung atau kata transisi.
- Repetisi  = Banjir adalah aliran air yang deras di sungai. Banjir disebabkan oleh pengdangkalan sungai.
- Kata ganti = Ani dan Tini kuiah di UI. Mereka sering berangkat bersama-sama
- Kata transisi =  Sidang skripsi Ani akan diadakan minggu depan. Untuk maksud itu, ia sudah mempersiapkan diri.


Sumber :

0

Alinea

Posted by Jhonatan Oktavianus on 09.50 in ,
Pergertian Alinea


Paragraf (Alinea) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari pada kalimat. Alinea merupakan kumpulan kalimat, tetapi kalimat yang bukan sekedar berkumpul, melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat, dan juga bisa disebut dengan penuangan ide penulis melalui kalimat atau kumpulan alimat yang satu dengan yang lain yang berkaitan dan hanya memiliki suatu topic atau tema. Paragraf juga disebut sebagai karangan singkat.
Dalam paragraph terkandung satu unit pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam kalimat tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topic, dan kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling berkaitan dalam satu rangkaian untuk membentuk suatu gagasan.
Panjang pendeknya suatu paragraph akan ditentukan oleh banyak sedikitnya gagasan pokok yang diungkapkan. Bila segi-seginya banyak, memang layak kalau alenianya sedikit lebih panjang, tetapi seandainya sedikit tentu cukup dengan beberapa kalimat saja.


Macam-Macam Alinea1. Alinea Pembuka
Alinea pembuka merupakan bagian dari sebuah wacana atau karangan yang paling pertama kita temui. oleh karena situ, sebaiknya alinea pembuka itu disusun secara menarik agar memunculkan rasa ingin tahu kepada para pembaca. Dalam alinea pembuka sangat diharapkan dapat membimbing para pembaca untuk memasuki suatu jalan cerita atau isi dari wacana atau dengan kata lain alinea pembuka ini menyiapkan para pembaca untuk memasuki alinea isi. Rumusan alinea pembuka yang baik akan menjadi pedoman untuk pengembangan karangan menuju tingkat selanjutnya. Dengan pedoman itu maka akan tercapainya suatu kepaduan pada dalam sebuah wacana atau karangan.

2. Alinea Isi
Alinea isi merupakan suatu ide pokok beserta pengembangannya dalam sebuah wacana atau karangan. Oleh karena itu, alinea isi merupakan bagian yang esensial dalam suatu wacana atau karangan. Maksudnya adalah alinea isi menjelaskan dengan cara menguraikan bagian-bagian ide pokok tersebut. Dalam menjelaskannya harus disusun dengan berurutan dan sesuai dengan asas-asas penalaran yang masuk akal atau logis.

3. Alinea Penutup
Alinea penutup merupakan alinea-alinea yang mengakhiri atau menutup suatu wacana atau karangan. Alinea ini merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang dikemukakan pada bagian wacana atau karanan sebelumnya. Selain itu alinea penutup juga harus mengandung kesimpulan yang benar-benar mengakhiri uraian wacana atau karangan tersebut. Karena bertugas untuk mengakhiri suatu wacana, maka alinea penutup yang baik ialah yang tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak terlalu pendek. Akan tetapi, alinea penutup harus menimbulkan kesan tersendiri bagi para pembaca.



Untuk menciptakan sebuah wacana atau karangan yang baik diperlukan ketiga aspek tersebut agar para pembaca dapat membaca dan mengerti arti dari wacana atau karangan yang kita buat. Selain itu kita harus membaca terlebih dahulu wacana atau karangan yang kita buat agar kita tahu dimana letak kesalahan kita supaya kita dapat memperbaiki tau merevisi karangan kita sebelum dibaca oleh banyak orang.

Syarat-Syarat dari Alinea

Seperti halnya kalimat, sebuah alinea juga harus memenuhi syarat tertentu. Alinea yang baik dan efektif harus memenuhi ketiga syarat berikut:

1) Kesatuan, maksudnya semua kalimat yang membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan satu hal suatu hal tertentu.

2) Koherensi (kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu).
3) Perkembangan alinea (perkembangan alinea adalah penyusunan/ perician daripada gagasan-gagasan yang membina alinea-alinea itu).




0

Kalimat Efektif

Posted by Jhonatan Oktavianus on 13.12 in ,
* Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

* Hal-hal yang berhubungan dengan kalimat efektif
  1. Kesatuan Gagasan dan Kesepadanan Struktrur
  2. Kepaduan (Koherensi) yang Baik dan Kompak
  3. Penekanan
  4. Kesejajaran (Paralelisme)
  5. Kehematan
  6. Kelogisan
  7. Kevariasian

* Contoh Kalimat Efektif
  1. Budi pergi ke sekolah, lantas kerumah temannya untuk belajar. ( Efektif/Efisien ).
  2. Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang populer itu mendapatkan hadiah.
  3. Dikarenakan tidak diajak, dia tidak turut belajar berbarengan di rumahku.

sumber :




0

Kata dan Pilihan Kata

Posted by Jhonatan Oktavianus on 18.58 in ,
1. Pergertian Kata

pengertian kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat di gunakan dalam berbahasa.

2.Imbuhan dari Bahasa Asing

A.   SANSEKERTA (-man , -wan, -wati)
a.    Imbuhan –manCiri:·         diletakkan pada kata yang berakhir dengan vokal –i·         Menunjukkan laki-laki·         Fungsi : menbentuk kata benda·         Makna : orang yang. . .Contoh:seniman, budiman
b.    Imbuhan –wanCiri :     ~ Diletakkan pada kata yang berakhir dengan vokal selain –i     ~ Menunjukkan laki-laki     ~ Fungsi : membentuk kata benda dan sifat     ~ Makna : orang yang. . .Contoh : cendekiawan , wartawan
c.    Imbuhan –watiCiri :     Sejalan dengan akhiran-wan     Menunjukkan wanita     Makna : orang yang. . .Contoh : peragawati , olahragawati
B.   ARAB ( -i, -wi, -iah )Ciri :          # Diletakkan pada kata yang berakhir dengan vokal-a          # Makna : mempunyai sifat          # Fungsi : membentuk kata sifat / kata bendaContoh : surgawi , duniawi
C.   EROPA ( -is, -isme, -isasi )
i.             Imbuhan –isCiri :          + Berasal dari bahasa belanda          + Makna : “yang bersifat” atau “orang yang . .”          + Fungsi : membentuk kata sifat atau kata bendaContoh: teoritis , aktivis
ii.            Imbuhan –ismeCiri :          ^ Berasal dari bahasa belanda          ^ Makna : aliran atau paham          ^ Fungsi : membentuk kata bendaContoh : komunisme , kapitalisme
iii.           Imbuhan –isasiCiri :a.    Berasal dari bahasa inggrisb.    Makna : prosesc.    Fungsi : membentuk kata benda

 Contoh : urbanisasi , imunisasi

3. Upaya Pengindonesian


Imbuhan dalam bahasa asing dan upaya pengindonesian

a. Berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu: -man, -wan, -wati.
b. Berasal dari bahasa Arab, yaitu: -i, -wi, -iah.
c. Berasal dari bahasa Inggris, yaitu: -is, -istis, -isasi.

Contoh kata-kata berimbuhan asing tersebut adalah:
- seniman (asal kata: seni)
- hartawan (asal kata: harta)
- wartawati (asal kata: warta)
- insani (asal kata: insan)
- duniawi (asal kata: dunia)
- lahiriah (asal kata: lahir)
- praktis (asal kata: praktik)
- materialistis (asal kata: material)
- spesialisasi (asal kata: special

4.Hubungan Makna Kata 


Sinonimi adalah hubungan atau relasi persamaan makna. Hubungannya bersifat timbal balik; dapat kita katakan bahwa nasib bersinonim dengan takdir, ataupun sebaliknya katatakdir bersinonim dengan nasib. Jadi, bentuk kebahasaan yang satu memiliki kesamaan makna dengan bentuk kebahasaan yang lain. Walaupun kata-kata bersinonim tersebut memiliki kesamaan makna, tetapi kesamaan makna itu tidak bersifat menyeluruh (total) atau benar-benar hanya bersifat “mirip”.
Contoh sinonimi
mati = tewas
ayah = bapak
pintar = pandai
cantik = molek
bunga = kembang
hemat = irit
bodoh = dungu
kejam = bengis

Antonimi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti ‘nama’ dan anti yang berarti ‘melawan. Jadi antonimi adalah ‘nama lain untuk benda lain pula’. Venhaar menjelaskan (1978) mendefinisikan antonimi adalah ungkapan (berupa kata, dapat pula dalam bentuk frase atau kalimat).
Contoh : besar X kecil
pulang X pergi
Contoh Antonim :
•kerasx lembek
•naikx turun
•kayax miskin


Hiponimi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma berarti “nama” dan hypo berarti “di bawah”. Jadi, secara harfiah berarti “nama yang termasuk di bawah nama lain”. Sesuai dengan yang diungkapkan Keraf (2005:38)
Hiponimi adalah semacam relasi antar kata yang berwujud atas- bawah, atau dalam suatu makna terkandung sejumlah komponen yang lain. Karena ada kelas atas yang mencakup sejumlah komponen yang lebih kecil dan ada kelas bawah yang merupakan komponen komponen yang tercakup dalam kelas atas, maka kata yang berkedudukan di kelas atas ini disebut superordinat dan kata yang berada di kelas bawah disebut hiponim. Istilah superordinat dan hiponim adalah istilah semantic


Homonim
 berasal dari kata homo berarti sama dan nym berarti nama. Berarti
 homonim adalah kata yang penamaan dan pengucapannya sama tetapi artinya berbeda. Saya sudah bisa menyetir mobil Tetanggaku terkena bisa ular yang mematikanAda Orang beruang sedang belanja.Besok senin akan diadakan Rapat OSISsudah 10 kali yang dilewatinya.


Polisemi adalah suatu kata yang mempunyai makna lebih dari satu.
Contoh :
a. Saya masih punya hubungan darah dengan keluarga Bu Rani. (darah=kesaudaraan)
b. Tubuhnya berlumuran darah setelah kepalanya terbentur tiang listrik. (darah=yang berada dalam tubuh)


sumber :



h

0

Ragam dan Laras Bahasa Indonesia

Posted by Jhonatan Oktavianus on 22.43 in ,
A.    Pengertian ragam dan laras bahasa
Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus menguasai bahasanya. Lebih jauh lagi, bahasa adalah suatu system dari lembaga bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, dan dipakai oleh masyarakat. Komunikasi kerja sama dan identifikasi diri.
Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan. Menurut hubungan pembicaraan, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Sedangkan laras bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu.
Dari definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa arti dari ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Variasi itu bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya atau variasi sosiolinguistik, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri. Laras bahasa adalah ragam bahasa yang digunakan untuk suatu tujuan atau pada konteks sosial tertentu. Namun banyak juga laras bahasa yang bisa diidentifikasikan tanpa batasan yang jelas. Definisi lain laras bahasa adalah gaya dan penggunaan suatu bahasa atau gaya yang merujuk kepada pelisanan dan penulisan.



B.     Macam-Macam Ragam Bahasa dan Laras Bahasa 
Ragam dan laras bahasa terbagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut;  A.  Berdasarkan pokok pembicaraan ragam bahasa terbagi menjadi beberapa bagian:
  1.  Ragam bahasa undang-undang
  2.  Ragam bahasa jurnalistik
  3.  Ragam bahasa ilmiah
  4. Ragam bahasa sastra
B.  Berdasarkan media pembicaraan ragam bahasa terbagi menjadi beberapa juga:

1.   Ragam lisan
Ragam lisan adalah bahasa yang dianjurkan oleh pemakai bahasa. antara lain:
  • Ragam bahasa pidato
  • Ragam bahasa kuliah
  • Ragam bahasa panggung
2.  Ragam tulisan
Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau tercetak. Antara lain;
  • Ragam bahasa teknis
  • Ragam bahasa undang-undang
  • Ragam bahasa catatan
  • Ragam bahasa surat

C.  Ragam bahasa menurut hubungan antar pembicara dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara :
  1. Ragam bahasa resmi
  2. Ragam bahasa akrab
  3. Ragam bahasa agak resmi
  4. Ragam bahasa santai

D.    Berdasarkan situasi dan pemakaian, ragam bahasa baku terbagi 2:
  1. Ragam bahasa baku tulis
  2. Ragman bahasa baku lisan

E.     Ragam bahasa baku menurut keformalannya terbagi lima, yaitu:
  1. Beku (froozen)
  2. Resmi (formal)
  3. Konsultative (consultatative)
  4. Santai (casual)
  5. Akarab (intimate)


C.    Fungsi Ragam dan Laras Bahasa
Secara umum fungsi ragam dan laras bahasa terbagi menjadi beberapa bagian;

a.          Sebagai alat ekspresi diri
Pada awalnya seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atau perasaannya pada sasaran  yang tetap, yakni ayah dan ibunya. Dalam perkembangannya, seorang anak tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendaknya, melainkan juga untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Setelah dewasa, seorang individu pun menggunakan bahasa sebagai alat ekspresi diri dan komunikasi. Seorang penulis pun mengekspresikan diri melalui tulisannya, sehingga karya ilmiah pun dapat disebut sebagai alat ekspresi diri.

b.         Sebagai alat komunikasi
Komunikasi lebih spesifik dari pada ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita dapat mempelajari dan mewarisi semua hal, baik yang pernah dicapai oleh orang-orang terdahulu ataupun orang-orang yang sezaman dengan kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, merefleksikan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan individu lainnya. Melalui bahasa, manusia dapat  mengatur berbagai macam kegiatan dan aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan bagaimana langkah terbaik untuk kedepannya. Ketika menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, sebelumnya tentu sudah ada tujuan tertentu.  Pembicara ingin maksud dan gagasannya diterima oleh orang lain. Dengan kata lain pembicara ingin mempengaruhi orang lain dan ingin mereka membeli hasil pemikirannya. Oleh karena itu, maka si pembicara pun akan menggunakan bahasa yang sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan objek yang ia tuju.

c.          Sebagai alat integrasi dan adaptasi social
Selain sebagai salah satu unsur kebudayaan, bahasa memungkinkan pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian serta pelajaran dari pengamalan tersebut, serta berkenalan dengan orang lain. Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terdiri dari berbagai macam suku dan ras, begitu banayak pulau dan daerah. Tidak mungkin menyatukan keseluruhannya tanpa ada suatu rumusan metode, maka terbentuklah bahasa yang berfungsi dan terbukti sebagai alat pemersatu yang efektif.
Pada saat seseorang beradaptasi dengan lingkungan social disekitarnya, maka ia akan memilih bahasa yang tepat dan sesuai. Ia akan menggunakan bahasa yang berbeda, ia akan menggunakan bahasa yang tidak baku ketika sedang bersama teman-temannya, sebaliknya ia akan menggunakan bahasa yang formal ketika berbicara dengan orang yang lebih tua atau lebih tinggi kedudukannya.

d.         Sebagai alat kontrol social
Bahasa memiliki peran penting dalam memainkan peran social, baik itu dengan diterapkan pada diri sendiri ataupun orang lain. Berbagai informasi, pemberitaan ataupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. buku-buku pelajaran dan buku-buku intruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol social. Ceramah agama merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol social. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik  juga termasuk dalam kontrol social. Begitu pula dengan iklan layanan masyarakat atau layanan sosial, itu semua adalah merupakan salah satu wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Singkatnya, hal-hal yang disebutkan diatas merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan arahan kepada masyarakat untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan tindakan yang baik.


0

Peran dan Fungsi Bahasa Indonesia

Posted by Jhonatan Oktavianus on 22.29 in ,
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan. Bahasa Indonesia adalah alat pemersatu bangsa Indonesia yang memiliki banyak perbedaan, baik dari segi suku, agama, ras, adat istiadat dan budaya yang masing-masing memiliki bahasa daerah tersendiri. Oleh karena itu, keberadaan bahasa Indonesia sangatlah penting bagi masyarakat Indonesia itu sendiri. Bahasa Indonesia merupakan penunjang aktivitas masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai alat komunikasi, bahasa memiliki peranan yang sangat vital dalam kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari kegunaan bahasa sangat penting dalam menunjang aktivitas kehidupan bermasyarakat, tanpa bahasa mungkin dunia ini tidak akan seperti sekarang ini dan karena manusia tidak bisa melakukan apa-apa tanpa bahasa. Untuk berkomunikasi dengan seseorang kita pasti menggunakan bahasa, contoh seorang dosen yang menyampaikan materi kuliah, seorang guru yang menyampaikan pelajaran, seorang pedagang  yang menawarkan dagangannya, seorang atasan yang memberikan perintah kepada bawahannya, dan banyak lagi contoh lainnya, dan pasti itu semua menggunakan bahasa dalam melakukan aktivitasnya.
Bahasa Indonesia tidak saja bermanfaat sebagai bahasa perantara dan bahasa resmi, tetapi juga berfungsi sebagai sarana pemersatu bangsa. Sebagai sarana pemersatu dan alat yang digunakan masyarakat Indonesi untuk melakukan interaksi sosial, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang memiliki peranan vital untuk menumbuhkan rasa persatuan antara masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia telah berhasil mempersatukan beragam suku di Indonesia yang biasanya bertutur dengan bahasa daerahnya masing-masing. Dengan demikian, sekiranya dapat dikatakan pula bahwa bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek yang memiliki pengaruh terhadap kondisi sosial maupun politik bangsa Indonesia.
Dalam aspek kehidupan sosial, bahasa Indonesia juga memiliki peranan yang sangat vital dalam rangka menyelesaikan persoalan-persoalan sosial masyarakat. Dewasa ini, kita sering dihadapkan dengan masalah-maslah sosial. Perbedaan suku, ras, golongan, dan agama sering menjadi pemicu terjadinya pertikaian atupun hanya karena kesalahpahaman semata.
Adapun bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa merupakan salah satu solusi yang cukup efektif untuk menyelesaikan beberapa masalah sosial dewasa ini. Hal tersebut karena bahasa Indonesia dapat digunakan sebagai alat kontrol sosial sesuai dengan fungsi bahasa itu sendiri. Dalam hal ini, bahasa merupakan alat yang dipergunakan dalam usaha mempengaruhi tingkah laku dan tindak tanduk orang lain karena bahasa memang pada dasarnya mampu mempengaruhi sikap seseorang dan juga mempunyai relasi dengan proses-proses sosialisasi masyarakat.
Sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan bagi bangsa Indonesia, bahasa Indonesia juga memiliki kedudukan yang sangat penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Bahasa Indonesia mampu mempersatukan bangsa Indonesia yang secara konkrit terdiri dari beragam suku maupun etnis yang masing-masing memiliki bahasa daerah tersendiri. Oleh karena itu, bahasa Indonesia merupakan salah satu solusi yang cukup efektif dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial dan politik yang sekiranya sering kita temui dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal itu disebabkan karena bahasa Indonesia merupakan wahana pemersatu dan juga dapat berfungsi sebagai alat kontrol sosial. Selain itu, bahasa Indonesia juga mampu mempengaruhi tingkah laku bangsa Indonesia sebagai penutur karena sejatinya bahasa memang mampu mempengaruhi sikap seseorang.
Kalau kita cermati, sebenarnya ada satu lagi fungsi bahasa yang selama ini kurang disadari oleh sebagian anggota masyarakat, yaitu sebagai alat untuk berpikir. Seperti kita ketahui, ilmu tentang cara berpikir adalah logika. Dalam proses berpikir, bahasa selalu hadir bersama logika untuk merumuskan konsep, proposisi, dan simpulan. Segala kegiatan yang menyangkut penghitungan atau kalkulasi, pembahasan atau analisis, bahkan berangan-angan atau berkhayal, hanya dimungkinkan berlangsung melalui proses berpikir disertai alatnya yang tidak lain adalah bahasa.
Sejalan dengan uraian di atas dapat diformulasikan bahwa makin tinggi kemampuan berbahasa seseorang, makin tinggi pula kemampuan berpikirnya. Makin teratur bahasa seseorang, maka makin teratur pula cara berpikirnya. Dengan berpegangan pada formula itulah, dapat dikatakan bahwa seseorang tidak mungkin menjadi intelektual tanpa menguasai bahasa. Seorang intelektual pasti berpikir, dan proses berpikir pasti memerlukan bahasa.


0

Lapangan Kerja, Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi

Posted by Jhonatan Oktavianus on 21.53 in ,

Dari hasil sensus penduduk tahun 1990 jumlah penduduk Indonesia adalah 179,4 juta. Berarti Indonesia termasuk negara terbesar ke tiga di antara Negara - negara yang sedang berkembang setelah Gina dan India.Dibanding dengan jumlah sensus tahun 1980 maka akan terlihat peningkatan penduduk Indonesia rata-rata 1,98% pertahun. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 1995 sebanyak 195,3 juta jiwa. Bila dilihat dari luas wilayah pada peta penyebaran penduduknya terlihat tidak merata di 27 propinsi. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 1990 sekitar 60% penduduk tinggal di pulau Jawa, padahal luas pulau Jawa hanya 7% dari luas wilayah Indonesia. Di lain pihak pulau Kalimantan yang luas wilayahnya hanya ditempati oleh 5% dari jumlah penduduknya. Kondisi tersebut menunjukan bahwa kepadatan penduduk Indonesia tidak seimbang. Kondisi tersebut memerlukan upaya pemerataan dan upaya tersebut telah dilaksanakan melalui program transmigrasi dan gerakan kembali ke Desa. Dilihat dari tingkat pertambahan penduduknya Indonesia masih tergolong tinggi, hal ini bila tidak diupayakan pengendalianya akan menimbulkan banyak masalah.
Di Indonesia dari tingkat partisipasi anak usia sekolah baru mencapai 53% meskipun wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun telah dicanangkan oleh pemerintah. Dibanding negara tetangga, tingkat partisipasi pendidikan kita tergolong rendah. Hongkong misalnya tahun 1985 telah mencapai 95%, Korea Selatan 88% dan Singapura telah mencapai 95 % (Surabaya Post, 2 Oktober 1995). Masalah-masalah lain seperti ketenagakerjaan 77% angkatan kerja masih berpendidikan rendah. Dampaknya terhadap pendapatan perkapita yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap kualitas hidup. Juga terhadap kehidupan rumah tangga seperti perceraian dan perkawinan yang akan berpengaruh terhadap angka kelahiran dan kematian yang dalam banyak hal dijadikan indikator bagi kesejahteraan suatu negara. Nampaknya sederhana, tetapi harus diingat bahwa manusia adalah sebagai subjek tetapi juga sekaligus objek pembangunan sehingga bila tidak diantisipasi mungkin pada gilirannnya akan berakibat ketidakstabilan atau kerapuhan suatu negara.
Sebenarnya tingkat pengangguran ini relatif kecil dibanding tingkat pengangguran di beberapa Negara industri maju di Eropa di tahun 90-an yang bahkan mencapai dua digit.Namun tingkat pengangguran 5,7 persen tersebut sebenarnya adalah angka pengangguran terbuka (Open Unemployment), yakni penduduk angkatan kerja yang benar-benar menganggur.Diluar pengertian tersebut, terdapat sejumlah besar penganggur yang dalam konsep ekonomi termasuk dalam kualifikasi pengangguran terselubung (Disquised Unemployment), yakni tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak memperoleh pekerjaaan yang sesuai dengan bidangnya disebabkan lemahnya permintaan tenaga kerja.Konsep lainnya adalah under employment, yakni tenaga kerja yang jumlah jam kerjanya tidak optimal karena ketiadaan kesempatan untuk bekerja.
Berdasarkan data BPS (Biro Pusat Statistik)sampai Mei 1997,sekitar 45 persen tenaga kerja bekerja di bawah 35 jam per minggu atau setara dengan 25 persen pengangguran penuh.Jika di tambah angka pengangguran terbuka 2,67 persen dan pengaruh krisis ekonomi yang berkepanjangan,total pengangguran nyata bias mencapai 35-40 persen.Suatu tingkat yang sangat serius dan membahayakan dalam pembangunan nasional.Di samping masalah tingginya angka pengangguran, yang termasuk juga rawan adalah pengangguran tenaga terdidik yaitu, angkatan kerja berpendidikan menengah ke atas dan tidak bekerja.Fenomena ini patut di antisipasi sebab cakupannya berdimensi luas, khususnya dalam kaitannya dengan strategi serta kebijakan perekonomian dan pendidikan nasional.




PEMBAHASAN KEPENDUDUKAN

Sepanjang abad masalah penduduk ini selalu menjadi pembicaraan. Bahkan dewasa ini masalah ini telah menjadi lebih hangat , berhubung dengan  pertambahan penduduk yang sangat cepat, sedang bahan makanan tidak mampu memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat akibat bertambahnya penduduk dan majunya kebudayaan.
Setiap negara harus mengetahui dengan pasti jumlah daripada penduduknya , terutama guna menentukan kebijaksanaaan ekonomi yang tepat, sehingga tidak menimbulkan kesulitan-kesulitan sosial.Pada umumnya keinginan untuk mengetahui jumlah penduduk dengan tepat , ada berbagai alasan yang dikemukakan , yaitu alasan politik, alasan ekonomi dan alasan sosial.

Masalah Akibat Angka Kelahiran.
Hasil perkiraan tingkat fertilitas (metode anak kandung) menunjukan bahwa penurunan tingkat fertilitas Indonesia tetap berlangsung dengan kecepatan yang bertambah.

Masalah akibat Angka Kematian

Selama hampir 20 tahun terakhir, Angka Kematian Bayi (AKB) mengalami penurunan sebesar 51,0 pada periode 1967-1986. Tahun 1967 AKB adalah 145 per 1000 kelahiran, kemudian turun menjadi 109 per 1000 kelahiran pada tahun 1976. Selama 9 tahun terjadi penurunan sebesar 24,8 persen atau rata-rata 2,8 persen per tahun. Berdasarkan SP90, AKB tahun 1986 diperkirakan sebesar 71 per 1000 kelahiran yang menunjukan penurunan sebesar 34,9 persen selama 10 tahun terakhir atau 3,5 persen pertahun (Trend Mortalitas, 66). Masalah yang muncul akibat tingkat mortalitas adalah:
a.              Semakin bertambahnya Angka Harapan Hidup itu berarti perlu adanya peran pemerintah di dalam menyediakan fasilitas penampungan.
b.             Perlunya perhatian keluarga dan pemerintah didalam penyediaan gizi yang memadai bagi anak-anak (Balita).
c.              Sebaliknya apabila tingkat mortalitas tinggi akan berdampak terhadap reputasi Indonesia dimata dunia.

Pemecahan masalah angka kelahiran dan kematian :
1.             Kelahiran
Angka kelahiran perlu ditekan melalui :
a)             Partisipasi wanita dalam program KB.
b)             Tingkat pendidikan wan ita wanita mempengaruhi umur kawin pertama danpenggunaan kontrasepsi.
c)             Partisipasi dalam angkatan kerja mempunyai hubungan negatif dengan fertilitas
d)            Peningkatan ekonomi dan sosial.

2.      Kematian
Angka kematian perlu ditekan :
a)             Pelayanan kesehatan yang lebih baik.
b)             Peningkatan gizi keluarga.
c)             Peningkatan pendidikan (Kesehatan Masyarakat)
Masalah-masalah yang dapat timbul akibat keadaan demikian adalah :
a.              Aspek ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup keluarg.
b.             Banyaknya beban tanggungan yang harus dipenuhi biaya hidupnya oleh sejumlah manusia produktif yang lebih sedikit akan mengurangi pemenuhan kebutuhan ekonomi dan hayat hidup.
c.              Aspek pemenuhan gizi.
Kemampuan ekonomi yang kurang dapat pula berakibat pada pemenuhan makanan yang dibutuhkan baik jumlah makanan (kuantitatif) sehingga dampak lebih lanjut adalah adanya rawan atau kurang gizi (malnutrition). Pada gilirannya nanti bila kekurangan gizi terutama pada usia muda ( 0 -5 tahun). Akan mengganggu perkembangan otak bahkan dapat terbelakang mental ( mental retardation ). Ini berarti mengurangi mutu SDM masa yang akan datang.
3.       Aspek Pendidikan
Pendidikan memerlukan biaya yang tidak sedikit, sehingga diperlukan dukungan kemampuan ekonomi semua termasuk orang tua. Apabila kemampuan ekonomi kurang mendukung maka fasilitas pendidikan juga sukar untuk dipenuhi yung mengakibatkan pada kualitas pendidikan tersebut kurang
4.       Lapangan Kerja
Penumpukan jumlah penduduk usia muda atau produktif memerlukan persiapan lapangan kerja masa mendatang yang lebih luas. Hal ini merupakan bom waktu pencari kerja atau penyedia kerja. Apabila tidak dipersiapkan SDM nya dan lapangan kerja akan berdampak lebih buruk pada semua aspek kehidupan. Alternatif Pemecahan yang diperlukan :
a)      Pengendalian angka kelahiran melalui KB.
b)      Peningkatan masa pendidikan.
c)      Penundaaan usia perkawinan.

KETENAGAKERJAAN

a.              Ketenagakerjaan ialah segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum,selama,dan stelah selesainya masa berhubungan kerja.
b.             Tenaga kerja ialah seluruh penduduk dalam usia kerja (berusia 15 tahun atau lebih) yang berpotensial dapat memproduksi barang dan jasa untuk kebutuhannya sendiri ataupun orang lain.
c.              Pekerja atau buruh ialah setiap orang yang bekerja untuk orang lain dengan menerima upah baikberupa uang atau imbalan dalam bentuk lain.
d.             Pemberi kerja ialah orang atau perseorangan/badan hukum yang mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan.

Perbedaan Tenaga Kerja, Pekerja dan Angkatan Kerja

a.              Tenaga kerja adalah Setiap orang yang melakukan pekerjaan termasuk di dalamnya bekerja pada sektor informal. Misalnya:Wiraswasta/pedagang yang bekerja untuk dirinya sendiri ataupun orang lain.
b.             b.      Pekerja            adalah Mengarah pada bekerja untuk orang lain yang mendapatkan upah atau imbalan.
a.              Angkatan kerja adalah Jumlah penduduk yang terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu, yaitu semua orang yang mampu dan bersedia bekerja.

Klasifikasi Tenaga kerja :
1.       Angkatan kerja :
a.              Golongan yang bekerja.
b.             Golongan yang menganggur/mencari.
2.       Bukan angkatan kerja :
a.              Golongan yang bersekolah.
b.             Golongan yang mengurus rumah tangga.
c.              Golongan lain atau penerima pendapatan tidak tetap.

KESEMPATAN KERJA

Pengertian
Kesempatan kerja adalah suatu keadaan yang menggambarkan ketersediaan pekerjaan untuk diisi oleh para pencari kerja. Namun bisa diartikan juga sebagai permintaan atas tenaga kerja.
Tenaga kerja memegang peranan yang sangat penting dalam roda perekonomian suatu negara, karena:
a.              Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi.
b.             Sumber Daya Alam.
c.              Kewiraswastaan.
Tenaga kerja juga penting dilihat dari segi kesejahteraan masyarakat. Ada pula masalah yang ditimbulkan dari banyaknya tenaga kerja:
a.              Masalah-masalah perluasan kesempatan kerja.
b.             Pendidikan yang dimiliki angkatan kerja.
c.              Pengangguran.
Sumitro Djojohadikusumo mendefinisikan angkatan kerja sebagai bagian dari jumlah penduduk yang mempunyai pekerjaan atau yang sedang mencari kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang produktif. Faktor-faktor yang menentukan angkatan kerja menurut Sumitro diantaranya:
a.              Jumlah dan sebaran usia penduduk.
b.             Pengaruh keaktifan bersekolah terhadap penduduk berusia muda.
c.              Peranan kaum wanita dalam perekonomian.
d.             Pertambahan penduduk yang tinggi.
e.              Meningkatnya jaminan kesehatan.
Persoalan sulit dalam masalah perekonomian yang sering dihadapi oleh berbagai negara salah satunya yaitu menyediakan lapangan & kesempatan kerja bagi penduduk. Karena, pemerintahan pada suatu negara dapat dikatakan berhasil jika mampu menyediakan lapangan kerja atau memperkecil pengangguran. Pengangguran adalah orang-orang yang tidak mendapat pekerjaan karena kurangnya lapangan pekerjaan, kurang terampil, atau tidak mau bekerja, dapat juga diartikan seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan tapi belum memperolehnya. Angkatan kerja (labor force) adalah penduduk usia kerja yang terdiri atas penduduk yang sudah bekerja dan yang sedang mencari pekerjaan. Tenaga kerja merupakan salah satu factor produksi yang penting,  bukan hanya perannya tetapi juga menyangkut kesejahteraan masyarakat.
Kesempatan kerja atau demand for labor adalah suatu keadaan yang menggambarkan tersedianya pekerjaan untuk diisi oleh pencari kerja, tapi masalah kesempatan kerja pada umumnya berkaitan dengan lapangan kerja (lowongan kerja) dan tenaga kerja. Kesempatan kerja merupakan hubungan antara angkatan kerja di satu pihak dengan kemampuan penyerapan tenaga kerja di pihak lain. Sedangkan pasar kerja adalah keseluruhan aktivitas yang mempertemukan pencari kerja dan lowongan pekerjaan. Perluasan kesempatan kerja dapat dilakukan dengan cara pengembangan industry padat karya, membuka proyek pekerjaan umum juga dengan meningkatkan kegiatan ekonomi yang sudah ada maupun dengan menambah kegiatan ekonomi yang baru. Perluasan kesempatan kerja pun merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan.
PENGANGGURAN
Orang yang tidak bekerja sama sekali atau sedang mencari kerja. Jumlah penduduk yang besar pada dasarnya merupakan memiliki potensi yang sangat berharga di tinjau dari segi tenaga kerja, jika dapat di dayagunakan dengan baik, penduduk yang sangat banyak dan memiliki ketrampilan ini merupakan potensi yang berharga. Jumlah penduduk yang besar dan tidak memiliki ketrampilan ini adalah kerugiannya yang dapat menyebabkan pengangguran di mana – mana.

Pengangguran dapat dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu:

1.             Pengangguran menurut lama waktu kerja
a)             Pengangguran terbuka (open unemployment).
Tenaga kerja yang sungguh – sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengangguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
b)             Setengah pengangguran (under unemployment).
Tenaga kerja yang tidak kerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya pengangguran jenis ini yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
c)      Pengangguran terselubung (disguised unemployment).
            Tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
2.       Pengangguran menurut penyebab
a.       Pengangguran Struktural (Stuctural Unemployment).
Pengangguran yang di akibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang.
b.             Pengangguran Siklus.
Pengguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian. Yang di sebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat.
c.       Pengangguran Musiman.
Pengangguran yang muncul akibat pergantian musim. Misalnya pergantian kusim tanam ke musim panen.
d.      Pengangguran Friksional, disebut juga Pengangguran Sukarela (Voluntary unemployment).
Pengangguran yang muncul akibat adanya ketidaksesuaian antara pembeli kerja dan pencari kerja.
e.       Pengangguran Teknologi.
Pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau pergantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin.
f.       Pengangguran Konjungtural (Cycle Unemployment).
Pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang kehidupan perekonomian / siklus ekonomi.
Pengangguran ini merugikan bagi orang yang bersangkutan dan bagi masyarakat, akibatnya banyak motif-motif kejahatan merajalela dan makin banyak aktivitas kriminal di setiap tempat. Seperti perampokan / maling, penipuan bahkan banyak gadis atau para wanita menjadi PSK dan juga banyak orang melakukan pekerjaan apapun hanya untuk mendapatkan seperak uang, yang haram pun diubah menjadi seolah itu pekerjaan yang halal. Sedangkan dampak pengangguran terhadap kegiatan ekonomi dalah turunnya produktifitas, standar kehidupan, penerimaan pajak penghasilan nagara, aktivitas ekonomi keseluruhan, dan meningkatkan biaya sosial.

Cara untuk mengatasi pengangguran, yaitu :
a.       Peningkatan mobilitas tenaga kerja dan modal.
b.      Pengelolaan permintaan masyarakat.
c.       Penyediaan informasi tentang kebutuhan tenaga kerja.
d.      Pertumbuhan ekonomi.
e.       Program pendidikan dan pelatihan kerja.
f.       Wiraswasta.
g.      Peningkatan mutu tenaga kerja.
h.      Latihan Kerja.
i.        Pemagangan.
j.        Perbaikan gizi dan kesehatan.

Sebab – sebab terjadinya pengangguran
a.      Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja.
Maksudnya adalah kondisi dimana jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia, karena kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
b.      Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang.
Upah tenaga kerja tidak terdidik di sekitar pertanian cenderung lebih rendah daripada upah tenaga kerja yang sama diluar sektor pertanian. Dengan demikian, terjadi perbedaan mutu tenaga kerja antara sektor pertanian dan sektor yang lain.

c.       Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang.
Besarnya kesempatan kerja belum tentu menjamin tidak terjadi pengangguran, karena belum tentu terjadi kesesuaian tingkat pendidikan yang dibutuhkan dengan yang tersedia. Hal ini dapat mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan yang tersedia.

d.      Adanya kecenderungan semakin meningkatnya peranan dan aspirasi angkatan kerja wanita dalam seluruh struktur angkatan kerja Indonesia.
Dalam Repelita V, diperkirakan 47.5%-nya adalah tenaga kerja wanita.

e.       Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja Antar Daerah Tidak Seimbang.
Jumlah angkatan kerja di suatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedang di daerah lain dapat terjadi sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja ke daerah lain, bahkan ke negara lain.

Dampak pengangguran terhadap perekonomian Indonesia
a.       Pendapat nasional riil (nyata) yang di capai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial. Oleh karena itu, kemakmuran yang di capai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
b.      Pajak yang harus di bayar dari masyarakat menurun sehingga dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang.
c.       Daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang – barang hasil produksi akan berkurang.

Usaha untuk mengatasi pengangguran

1.             Memperluas Kesempatan Kerja.
Dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kegiatan ekonomi yang sudah ada, maupun dengan menambah kegiatan ekonomi yang baru. Menurut Prof. Soemitro Djojohadikusumo, usaha perluasan kesempatan kerja dapat dilakukan dengan cara:
a.       Pengembangan industri.
b.      Melalui berbagai proyek pekerjaan umum.


2.      Penurunan Angkatan Kerja.
Diantaranya dapat dilakukan dengan peningkatan program Wajib Belajar 9 Tahun bagi anak usia sekolah. Dalam rangka pemerataan tenaga kerja dan kesempatan kerja, perlu ditingkatkan berbagai langkah, antara lain:
a.       Pendayagunaan angkatan kerja dari daerah yang kelebihan tenaga kerja ke daerah/negara lain yang membutuhkan tenaga kerja.
b.      Pengembangan usaha kecil dan tradisional serta sektor informal yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.
c.       Pembinaan angkatan kerja usia muda, agar dapat mengisi tuntutan latar belakang pendidikan/kemampuan yang diperlukan.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)
Indeks Pembangunan Manusia adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek hidup, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, Negara berkembang atau Negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup. IPM mengukur pencapaian rata-rata sebuah negara dalam 3 dimensi dasar pembangunan manusia:
a.              hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup saat kelahiran
b.             Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa (bobotnya dua per tiga) dan kombinasi pendidikan dasar , menengah , atas gross enrollment ratio (bobot satu per tiga).
c.              standard kehidupan yang layak diukur dengan logaritma natural dari produk domestik bruto per kapita dalam paritasi daya beli.

Manfaat/Kegunaan Data IPM
a.              Sebagai Level dan trend Pembangunan SDM.
b.             Sebagai pencapaian program-progam pemerintah yang berkaitan dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
c.              Sebagai “Feedback”: partisipasi masyarakat vs layanan public.
d.             Sebagai variabel pendukung penyusunan DAU.



DAFTAR PUSTAKA
 
Amin, Hasan.1952. Pelajaran Ekonomi, J.B Wolters Groningen. Jakarta: PT. Intermasa                
Bradford, A, Frederick. 1968. Money and Banking, Longmans, Green and co. New York : PT. Intermasa
Djojohadikusumo, Sumitro. 1953. Persoalan Ekonomi di Indonesia. Jakarta: PT. Intermasa
Mahmud, Syamsudin. 1976. Dasar – dasar ilmu Ekonomi dan Gerakan Koperasi. Banda Aceh
2004. Majalah Nakertrans Edisi – 03 TH.XXIV
Raker Komisi VII DPR – RI. 2004. Deklarasi penanggulangan pengangguran di Indonesia.

Copyright © 2009 Jhonatan Oktavianus All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.